PENDIDIKAN NASIONAL
Ujian Nasional yang
Pro-siswa
Selasa, 7 April 2015 |
11:26 WIB
KOMPAS.com — Permasalahan nomor satu yang selalu dihadapi siswa setiap
akhir tahun ajaran sekolah adalah Ujian Nasional (UN). UN menjadi penentu
kelulusan.
Selama ini UN dinilai menyulitkan karena UN selalu berujung pada keputusan berhasil atau tidaknya siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya. Sementara itu, UN berfungsi seperti pertimbangan seleksi universitas atau mencantumkan informasi pencapaian siswa di sekolah.
Tak heran, guru dan orangtua lebih fokus membantu siswa meraih nilai setinggi-tingginya. Hal itu berdampak pada terjadinya kecurangan di berbagai wilayah Indonesia.
Tahun ini, alur UN diubah menjadi lebih menguntungkan untuk siswa. Kini, metode Computer Based-Test (CBT) diperkenalkan agar UN dapat dilaksanakan dengan jujur, lancar, dan siswa tidak perlu menunggu lama untuk melihat hasilnya.
Targetnya adalah sekolah dengan fasilitas yang menunjang pada tiap provinsi. Ujian menjadi solusi lebih fleksibel untuk Paper Based-Test yang selama ini diadakan.
Kata "tidak Lulus" juga tidak akan lagi ditemukan. Siswa yang belum memenuhi standar nilai kompetensi dapat melakukan ujian perbaikan atau ujian ulangan pada tahun berikutnya. Mulai tahun ini juga, Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN) menggambarkan keseluruhan tingkat kompetensi siswa.
Perkembangan tidak berhenti sampai di situ. Pada 2016-2018, pemerintah mencanangkan sistem yang lebih baik agar siswa belum lulus UN dapat melakukan pengulangan ujian di tahun yang sama. Pada 2020 metode tersebut diharapkan akan terus dievaluasi sehingga UN CBT bukan lagi hal asing.
Ujian nantinya akan semakin dimudahkan dengan kehadirantesting center. Dengan demikian, dapat dibuat jadwal fleksibel tanpa menimbulkan kecurangan pada 34 provinsi di Indonesia secara merata di jenjang SMP/Mts, SMA/MA, SMK, serta Paket B dan C.
Selama ini UN dinilai menyulitkan karena UN selalu berujung pada keputusan berhasil atau tidaknya siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang selanjutnya. Sementara itu, UN berfungsi seperti pertimbangan seleksi universitas atau mencantumkan informasi pencapaian siswa di sekolah.
Tak heran, guru dan orangtua lebih fokus membantu siswa meraih nilai setinggi-tingginya. Hal itu berdampak pada terjadinya kecurangan di berbagai wilayah Indonesia.
Tahun ini, alur UN diubah menjadi lebih menguntungkan untuk siswa. Kini, metode Computer Based-Test (CBT) diperkenalkan agar UN dapat dilaksanakan dengan jujur, lancar, dan siswa tidak perlu menunggu lama untuk melihat hasilnya.
Targetnya adalah sekolah dengan fasilitas yang menunjang pada tiap provinsi. Ujian menjadi solusi lebih fleksibel untuk Paper Based-Test yang selama ini diadakan.
Kata "tidak Lulus" juga tidak akan lagi ditemukan. Siswa yang belum memenuhi standar nilai kompetensi dapat melakukan ujian perbaikan atau ujian ulangan pada tahun berikutnya. Mulai tahun ini juga, Sertifikat Hasil Ujian Nasional (SHUN) menggambarkan keseluruhan tingkat kompetensi siswa.
Perkembangan tidak berhenti sampai di situ. Pada 2016-2018, pemerintah mencanangkan sistem yang lebih baik agar siswa belum lulus UN dapat melakukan pengulangan ujian di tahun yang sama. Pada 2020 metode tersebut diharapkan akan terus dievaluasi sehingga UN CBT bukan lagi hal asing.
Ujian nantinya akan semakin dimudahkan dengan kehadirantesting center. Dengan demikian, dapat dibuat jadwal fleksibel tanpa menimbulkan kecurangan pada 34 provinsi di Indonesia secara merata di jenjang SMP/Mts, SMA/MA, SMK, serta Paket B dan C.
Dengan adanya
perubahan yang terus dilakukan, diharapkan terlaksananya UN yang mendorong
keinginan belajar siswa serta berkembangnya mutu pengajaran dan pendidikan di
setiap sekolah.
Sumber : http://edukasi.kompas.com/read/2015/04/07/11265401/Ujian.Nasional.yang.Pro-siswa
Nama : CHINTANA ASTRIED DEWANTY
NPM :12614352
Kelas : 1SA10
Kesimpulan
Ujian Nasional yang
Pro-siswa
Permasalahan nomor satu yang selalu di takuti oleh seluruh siswa
pada akhir tahun ajaran adalah Ujian Nasional (UN). Hal ini dikarenakan bahwa
UN menjadi prioritas utama untuk menentukan kelulusan siswa-siswi. Hasil UN
juga berfungsi untuk seleksi pada seluruh universitas negeri di Indonesia.
Karena khawatir dan ketakutan akan tidak lulus UN, banyak pihak-pihak yang
berbuat curang supaya seluruh muris bisa lulus 100%. Oleh karena itu, dibuatlah
UN yang Pro-siswa dengan menggunakan metode Computer Based-Test (CBT). Metode
ini dinilai lebih efektif, karena siswa tidak perlu lagi menggunakan kertas dan
alat tulis , dan juga tidak butuh waktu lama untuk melihat hasilnya.
Analisis : Kesimpulan yang saya
ambil dari artikel ini bersifat Deduktif. Karena, materi ini berawal dari hal
yang bersifat umum ke hal yang bersifat khusus.
Hal bersifat umum :
Permasalahan nomor satu yang selalu di takuti oleh seluruh siswa pada akhir tahun
ajaran adalah Ujian Nasional (UN)
Hal bersifat khusus : Hal ini
dikarenakan bahwa UN menjadi prioritas utama untuk menentukan kelulusan
siswa-siswi. Hasil UN juga berfungsi untuk seleksi pada seluruh universitas
negeri di Indonesia. Karena khawatir dan ketakutan akan tidak lulus UN, banyak
pihak-pihak yang berbuat curang supaya seluruh muris bisa lulus 100%. Oleh
karena itu, dibuatlah UN yang Pro-siswa dengan menggunakan metode Computer
Based-Test (CBT). Metode ini dinilai lebih efektif, karena siswa tidak perlu
lagi menggunakan kertas dan alat tulis , dan juga tidak butuh waktu lama untuk
melihat hasilnya.