Kesenjangan Sosial di Masyarakat
A. Kesenjangan yang terjadi antara
masyarakat desa dan kota
Orientasi pembangunan ekonomi Indonesia yang lebih menekankan
pertumbuhan, turut pula memperparah ketimpangan wilayah khususnya antara
desa-kota. Investasi ekonomi (infrastruktur dan kelembagaan) mayoritas
diarahkan untuk melayani daerah perkotaan yang relatif memiliki pertumbuhan
cepat. Ekonomi desa tidak memperoleh nilai tambah yang proporsional akibat dari
wilayah perkotaan hanya sekedar menjadi pipa pemasaran dari arus komoditas
primer dari perdesaan. Dalam konteks demikian, wajar apabila terjadi pengurasan
sumber daya oleh kota terhadap desa secara sistematis dan kota hanya mengambil
keuntungan dari jasa distribusi semata, sehingga seringkali terjadi kebocoran wilayah
yang merugikan pertumbuhan ekonomi daerah itu sendiri.
Pembangunan nasional juga menciptakan kesenjangan antara desa
dan kota. Banyak peneliti yang sudah membuktikan bahwa pembangunan semakin
memperbesar jurang antara kota dan desa. Sangat disadari, negara berkembang
seperti Indonesia mengkonsentrasikan pembangunan ekonomi pada sektor industri
yang membutuhkan investasi yang mahal untuk mengejar pertumbuhan. Akibatnya
sektor lain seperti sektor pertanian dikorbankan yang akhirnya
pembangunan hanya terpusat di kota-kota. Hal ini juga sesuai dengan
hipotesa Kuznets, bahwa pada tahap pertumbuhan awal pertumbuhan diikuti dengan
pemerataan yang buruk dan setelah masuk pada tahap pertumbuhan lanjut
pemerataan semakin membaik.
B.
Kenapa
Hal itu bisa terjadi?
Karena
Pemerintah hanya memusatkan lapangan pekerjaan, dan lebih mementingkan
masyarakat kota, di desa masih sangan jarang lapangan pekerjaan, bahkan rumah
sakit dan sekolah pun jarang kita temui, terutama di masyarakat yang masih
pelosok.
C. Apa saja Penyebanya?
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesenjangan tersebut antara
lain karena perbedaan pendidikan, ketersediaan lapangan pekerjaan,
infrastruktur investasi, dan kebijakan. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kesan kota sebagai memiliki atribut yang positif dan desa yang terkesan
negatif. Salah satunya yang terpenting adalah bahwa kota mewakili suatu
kedinamisan dan progresifitas (kemajuan), sementara desa menyimbolkan kediaman
dan keterbelakangan serta kemalasan. Situasi kota yang padat, memaksa warga kota
untuk terus bergerak dinamis memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tidak
bergerak berarti tidak makan, demikian bahasa sederhananya. Berbeda dengan
situasi di desa yang tenang dan tampak “baik” tapi sebenarnya dapat
membahayakan bagi jiwa yang lemah. Penduduk desa tidak begitu dituntut untuk
bekerja keras, tanpa kerja keras pun mereka dapat makan dari hasil tanaman di
sekitar pekarangan rumah mereka. Pada gilirannya, perbedaan situasi kota dan
desa ini juga mempengaruhi cara berfikir dan bertindak masyarakatnya. Sementara
masyarakat kota biasa bertindak cepat, lugas dan dinamis, masyarakat desa
cenderung berperilaku santai, alon-alon asal kelakon. Masyarakat kota juga
dianggap lebih cepat dalam memperoleh informasi aktual dibanding masyarakat
desa, informasi aktual yang dimaksud termasuk tren terbaru di berbagai bidang
dari tren baju, musik, wawasan sampai keilmuan.
D. Bagaimana Cara mengatasinya?
Pertama adalah memberikan kesempatan kepada masyarakat desa untuk mendapatkan pendidikan
yang layak.Hal ini berkaitan dengan kualitas sumber daya manusia sehingga
masyarakat miskin tersebut dapat memperbaiki kualitas kehidupan di masa yang
akan datang.
Kedua, pemerintah harus menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Karena walaupun kualitas sumber daya manusia sudah ditingkatkan tapi tidak ada lapangan pekerjaan akan menimbulkan masalah baru yaitu meningkatnya angka pengangguran.Jika pemerintah tidak memperhatikan hal ini, dapat dipastikan akan mempertajam kesenjangan sosial.
Terakhir, pemerintah juga harus melakukan pemerataan pembangunan. Karena jika tidak ada infrastruktur yang mendukung terciptanya lapangan pekerjaan, maka yang akan terjadi adalah lapangan pekerjaan itu tidak akan ada.Jadi terciptanya lapangan kerja harus diimbangi dengan infrastruktur yang mendukung.Salah satu contoh yang akhir-akhir ini sedang diperbincangkan adalah konflik papua.Mengapa mereka ingin memisahkan diri dari NKRI? Karena mereka merasakan adanya kesenjangan sosial yang begitu tajam antara masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah.Ditambah lagi mereka juga merasakan ketidakadilan karena kekayaan alam yang ada di tanah papua tidak dapat dinikmati oleh masyarakat papua, melainkan dinikmati oleh perusahaan asing dan pemerintah pusat.
Kedua, pemerintah harus menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Karena walaupun kualitas sumber daya manusia sudah ditingkatkan tapi tidak ada lapangan pekerjaan akan menimbulkan masalah baru yaitu meningkatnya angka pengangguran.Jika pemerintah tidak memperhatikan hal ini, dapat dipastikan akan mempertajam kesenjangan sosial.
Terakhir, pemerintah juga harus melakukan pemerataan pembangunan. Karena jika tidak ada infrastruktur yang mendukung terciptanya lapangan pekerjaan, maka yang akan terjadi adalah lapangan pekerjaan itu tidak akan ada.Jadi terciptanya lapangan kerja harus diimbangi dengan infrastruktur yang mendukung.Salah satu contoh yang akhir-akhir ini sedang diperbincangkan adalah konflik papua.Mengapa mereka ingin memisahkan diri dari NKRI? Karena mereka merasakan adanya kesenjangan sosial yang begitu tajam antara masyarakat kelas atas dan masyarakat kelas bawah.Ditambah lagi mereka juga merasakan ketidakadilan karena kekayaan alam yang ada di tanah papua tidak dapat dinikmati oleh masyarakat papua, melainkan dinikmati oleh perusahaan asing dan pemerintah pusat.
Sumber :
http://febrinarhm.blogspot.co.id/2011/11/kesenjangan-sosial.html
Nama : Chintana Astried Dewanty
NPM : 12614352
Kelas : 2SA10
Dosen : Maria chrisnatalia
Mata Kuliah : Ilmu Sosial Dasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar